Rabu, 11 Mei 2011

Pembahasan darah

bagian-bagian darah dan fungsinya

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45.

Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.

A. Fungsi Darah

a. Sebagai alat pengangkut yaitu:

* Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
* Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
* Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
* Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

B. Kandungan Darah

Kandungan dalam darah:

* Air : 91%
* Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
* Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi).
* Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).

C. Bagian- bagian Darah

1. Sel-Sel Darah

a. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.

Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.

Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

b. Sel darah putih (Leukosit)

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.

Macam- macam leukosit meliputi:

i. Agranulosit

Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:

* Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
* Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.

ii. Granulosit

Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
- Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
- Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
- Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.

c. Sel Pembeku (Trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.

Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

3. Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ.

Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Pembahasan Leukosit mempunyai inti pembahasan Leukosit dan tidak mengandung Hb. Jumlah leukosit lebih sedikit daripada eritrosit, yaitu antara 5000-9000 sel per milimeterkubik darah. Ada lima jenis leukosit yang dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok leukosit yang sitoplasmanya bergranula, disebut leukosit bergranula (granulosit). Granulosit ini merupakan perkembangan dari sel-sel sumsum merah tulang. Sel Leukosit bergranula juga disebut dengan leukosit polimorfonuklier karena bentuk inti selnya beraneka ragam. Ada tiga macam leukosit bergranula, yaitu:


a.Neutrofil
Neutrofil berwarna netral atau berwarna bila dicat atau campuran perwarnaan asam adan basa, intinya mempunyai tiga atau lima lobi. Sel ini paling banyak dijumpai.


b.Basofil
Sel basofil  menyerap ewarnaan basa dan menjadi biru.  Inti kasarnya berbentuk huruf S 


c.Eosinofil
Sel golongan ini hanya sedikit dijumpai. Sel ini menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah. Intinya memiliki dua lobi oval Kelompok kedua adalah kelompok leukosit yang sitoplasmanya tidak bergranula, disebut leukosit agranula (agranulosit). Agranulsoit berkembang biak dari jaringan limfoid dan myeloid. Intinya lebih kurang bulat. Dua jenis leukosit agranulosit adalah :


a.Limfosit
Membentuk 25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini dibentuk di dalam kelenjar limfe dan juga dalam sumsum tulang. Sel  ini non-granuler dan tidak memiliki kemampuan bergerak seperti amuba


b.Monosit
Sel ini berukuran lebih besar (kira-kira sebanyak 5%). Sel ini mampu mengadakan gerakan amoboid dan mempunyai sifat fagosit (pemakan)


Fungsi umum leukosit adalah melawan peradangan dan infeksi. Beberapa leukosit secara aktif melakukan fagositosis, mencerna bakteri dan sisa bahan mati. Semua leukosit motil dengan gerak amuboid, beberapa jenis melebihi yang lain. Sebagian besar leukosit memiliki kemampuan berpindah melalui pori kecil diantara sel-sel yang membentuk dinding kapiler. Gerakan ini disebut diapedes, berawal ketika suatu bagian sel mengalir dalam bentuk tonjolan serupa lengan yang kemudian melalui sebuah pori kecil. Sisa sitoplasma mengalir secara perlahan melalui pori kecil tadi ke sisi lain dinding kapiler. Dengan cara ini, seluruh sel bergerak melalui pori dari satu sisi ke sisi lain dinding kapiler.


Leukosit dipandu ke tempat infeksi oleh suatu proses yang disebut kemotaksis. Berbagai zat yang dilepaskan oleh mikroorganisme yang menyerang atau oleh sel jaringan yang terbunuh, memandu leukosit kea rah sumber agen kemotaksis. Difusi zat-zat membentuk gradient konsentrasi, yang diikuti leukosit. Kemotaksis dapat mempunyai pengaruh positif atau negative. Bila jaringan tubuh terluka atau terinfeks, peradangan atau respon peradangan merupakan pertahanan tubuh. Kunci respon peradangan adalah pelepasan berbagai zat kimia dari jaringan tubuh terutama stau yang disebut histamin.


Histamin menyebabkan pembuluh darah di daerah yang terluka melebar, dengan demikian aliran darah  di tempat itu bertambah. Akibat aliran darah meningkat, jaringan menjadi lebih merah dan lebih panas. Sebagai akibat cairan jaringan bertambah, jaringan menjadi bengkak, suatu keadaan yang disebut edema. Cairan jaringan yang penuh dengan protein dan plasma, mulai menggumpal dan mencegah aliran normal cairan jaringan. Senagai hasilnya, sebaran bakteri atau racunnya diperlambat dan ditahan pada daerah yang luka.


Cepatnya respon peradangan sebanding dengan meluasnya kerusakan jaringan. Karena itu, infeksi stafilokokus yang menghasilkan kerusakan besar jaringan, biasanya ditahan oleh respon peradangan dengan cepat. Infeksi streptokokus yang kurang merusak, mendatangkan respon peradangan sangat lamban. Sebagai akibat, penghalangan mungkin kurang berhasil, dan infeksi bakteri dapat berlanjut menyebar ke seluruh tubuh. Dengan pengrusakan jaringan dan pelepasan substansi kimia, daya tarik leukosit ke tempat luka bertambah.


Dengan proses diapedesis neutrofil bergerak dari kapiler, dan dengan proses kemotaksis neutrofil dipandu ke tempat luka.Karena leukosit menelan bakteri, bebarapa nanah atau pembentukan nanah bias terjadi. Sebenarnya nanah terdiri dari bakteri mati dan hidup, leukosit, buangan sel, dan cairan tubuh. Bila leukosit merusak bakteri invader dengan baik, daerah yang dipengaruhi kembali normal,dan proses perbaikan berjalan. Bila leukosit tak berhasil,kemudian nanah bertambah, dan ineksi belanjut untuk menyebar.

0 komentar:

Popular Posts